PENUTUPAN PERUSAHAAN; PENURUNAN PENDAPATAN, LABOUR COST DAN DEMONSTRASI

PENUTUPAN PERUSAHAAN; PENURUNAN PENDAPATAN, LABOUR COST DAN DEMONSTRASI

Tulisan ini bersifat objektif berdasarkan kajian dan pengalaman sebagai konsultan hukum bisnis di beberapa perusahaan nasional, international companies, multinational companies dan termasuk melakukan likuidasi dan pailit.

Banyak faktor yang menyebabkan perusahaan tutup, bangkrut hingga pailit. Tetapi keluhan yang sering penulis dapatkan adalah penurunan pendapatan, labour cost tinggi dan iklim hubungan industrial yang tidak bersahabat.

Penurunan pendapatan dapat disebabkan oleh penurunan order atau ketatnya persaingan usaha dengan kompetitor. Terlebih lagi pada masa pandemi covid-19 berdampak pada penurunan penjualan, penurunan jumlah produksi, dan penurunan jumlah pendapatan.

Ketika perusahaan mengalami penurunan pendapatan, sedangkan disisi lain perusahaan memiliki kewajiban pembayaran yang sifatnya sudah tetap (fixed cost) diantaranya labour cost, pembayaran bahan baku/suplyer, listrik, air, asuransi, sewa tempat, dll. Biaya tetap akan tetap dikeluarkan meskipun tidak ada aktivitas bisnis yang berjalan.

Biaya tetap yang dirasakan besar adalah labour cost. Gaji termasuk dalam fixed cost karena walaupun pendapatan perusahaan naik turun, nominalnya tidak terpengaruh, untuk setiap bulannya sudah tinggi bahkan setiap tahun cenderung mengalami kenaikan. Belum lagi labour cost lainnya seperti bonus akhir tahun, family day, bonus masa kerja, THR, asuransi, dll. Untuk menutup biaya fixed cost tersebut tidak jarang perusahaan akhirnya dengan terpaksa mengajukan pinjaman kepada bank.

Upah buruh merupakan salah satu komponen yang cukup membebani perusahaan sehingga untuk memangkas jumlah pengeluaran, pihak perusahaan tentu harus melakukan efisiensi. Tidak jarang pilihan relokasi pabrik ke tempat dengan upah minimum yang lebih murah merupakan salah satu cara agar berdaya saing di tengah kenaikan upah minimum setiap tahun.

Sementara pada aspek lain yaitu hubungan industrial yang tidak kondusif diantaranya demonstrasi. Perusahaan sangat menghindari bahkan berharap karyawan tidak demonstrasi, dikarenakan hal tersebut dapat mengakibat penuran order. Apa hubungannya? Buyer (pembeli) ketika akan melakukan pemesanan terhadap produk dalam jumlah yang besar, buyer akan melakukan serangkaian audit administratif, fisik dan kondusifitas lingkungan perusahaan untuk menjamin keberlangsungan produksi. Sebagian buyer ketika terjadi demonstrasi pada perusahaan tersebut, akan menimbulkan banyak kekhawatiran apakah order/pesanannya dapat terpenuhi? Kekhawatiran tersebutlah yang berkaibat kepada penurunan kepercayaan bahkan batal melakukan pemesanan.

Saya berharap semoga pada tahun 2024 perusahaan terus tumbuh, berkembang dan membesar dan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Demikian